Kordinator Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Medan, HM Sazli Nasution di Medan, Jumat, mengatakan yang bersangkutan wafat karena menderita penyakit jantung.
Sebelum Siti Amar menghembuskan nafasnya yang terakhir, dia sempat dirawat di Klinik Kesehatan Asrama Haji Medan.
“Malam itu juga jenazah Siti Amar dibawa ke kampung halamannya di Desa Padang Halaban Sibargo Bilik Hilir, Kabupaten Labuhan Batu untuk dimakamkan,” kata Sazli.
Selanjutnya ia mengatakan, JCH tersebut masuk ke Asrama Haji Medan, Kamis (21/10) sekitar pukul 14.00 WIB.
“Siti Amar sempat selama lebih kurang sembilan jam menginap di Asrama Haji Medan,” katanya.
Dua JCH gagal berangkat
Sazli mengatakan, dua JCH Asal Labuhan Batu, Sudarno Kanto Inangun Abdullah Bin Karto Inangin (53) dan isterinya Tumini Binti Poniran Sembering (43) gagal berangkat ke Jeddah.
Sudarno tidak ikut dengan rombongan haji Kloter 10 itu, karena mengalami gagal ginjal dan saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Haji di Medan.
Sedangkan, Tumini adalah isteri dari Sudarno yang sedang mengalami sakit itu.
“Kemungkinan Sudarno dan Tumini berangkat ke tanah suci dengan rombongan haji pada Kloter lain.Sudarno bisa menunaikan ibadah haji tersebut, jika sudah sembuh,” katanya.
Ia mengatakan, setelah meninggalnya Siti Amar, gagalnya berangkat Sudarno dan Tumini, maka jumlah JCH Kloter 10 itu berkurang menjadi 452 orang dari jumlah seluruhnya mencapai 455 orang dan termasuk lima petugas haji.
Rombongan haji itu diberangkatkan dari Asrama Haji Medan oleh Ketua Badan Amil Zakat Daerah (Bazda) Sumatera Utara Armansyah.
“Sebanyak 452 JCH itu berangkat dari Bandara Polonia Medan, sekitar pukul 13.20 WIB dengan menggunakan penerbangan Garuda Indonesia tujuan Bandara King Abdul Aziz, Jeddah,” katanya.
Data yang diperoleh di Asrama Haji Medan, JCH asal Sumut yang tercatat berangkat ke tanah suci sebanyak 8.330 orang, yakni 8.240 orang jamaah haji dan 90 orang petugas haji.
Artikel Terkait:
0 komentar:
Posting Komentar